Wednesday, September 17, 2008

Kisah Karpet

Sebuah kisah nyata...

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.

Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya

"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming)
  • Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

*Saya BERSYUKUR;

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.

4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.

5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras.

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.

9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.

10. Untuk dst...

--
Best Regard
Erwin Arianto,SE

Wednesday, September 3, 2008

Bank Emosi

Beberapa hari liburan saya banyak beraktifitas untuk bermain dengan sahabat, menegur tetangga yang mungkin selama ini terlupakan dengan kesibukan, bersilahturahmi ke tempat kerabat dan saudara-saudara. Karena tidak bisa kita pungkiri kita adalah mahluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesama manusia. dan dalam agama yang saya peluk "Hablumminallah wa hablumminannas" yaitu hubungan dengan Allah jika kita bisa berhubungan baik dengan sesama manusia.

Dalam hubungan dengan sesesama manusia ada kalanya naik dan turun, saya sebut dalam menjalin hubungan dengan manusia seperti kita melakukan transaksi dalam suatu rekening bank emosi. maksudnya adalah dalam kita membangung hubungan antar individu yang erat, diibaratknan membuka suatu rekening bank emosi pada orang lain dengan melakukan penabungan dan atau penerikan rekening pada bank tersebut berupa tindakan negatif.

Yang saya dimaksud dengan penyetoran adalah saat kita melakukan perbuatan-perbuatan yang menambah kepercayaan dalam hubungan deangan orang lain: Seperti kita melakukan suatu kebaikan, sikap ramahtamah, menepati janji, menghormati orang lain, memberikan senyum, kesetiaan, meminta maaf jika melakukan kesalahan dan hal baik lainya.

Dan yang saya maksud dengan penarikan adalah Perbuatan yang bisa mengikis keperyaan orang lain terhadap kita, misal ketidaksopanan, kritik negatif, ingkar janji, penghianatan, dan lainya yang menyebabkan hubungan antar kita menjadi kurang harmonis.

Dalam rekening bank emosi ini kita hanya bisa melakukan penyetoran atau menabung dengan sifat yang tulus. Bila kita menyetor atau menabung perbuatan baik dengan mengambil keuntungan dari seseorang, maka ketika yang kita inginkan adalah suatu setoran maka akan menjadi sebuah penarikan . Hal yang dapat membuat kita mengisi rekening bank emosi kepada orang lain adalah sebuah Cinta - kasih tanpa syarat yang diberikan tanpa imbalan.

Dalam rekening bank emosi, kita wajib melakukan penyetoran secara teratus, berbeda dengan rekening bank konvensional. dalam bank konvensional kita bisa menyimpan uang di bank dengan membuka deposito atau tabungan dan uang itu akan berkembang atau setidaknya jumlahnya kurang lebih tetap. Namun dalam rekening bank emosi jika kita tidak bisa memelihara dengan melakukan penyetoran secara teratur maka nilainya akan merosot. makanya kita perlu melakukan penyetoran secara teratur, atau kita perlu membina hubungan dengan sesama dengan baik dan teratur.

Jika dalam suatu rekening bank emosi kita terus menerus melakukan penarikan, maka hubungan kita dengan seseorang akan menjadi buruk atau defisit, sesuatu yang unik dalam mengelola bank emosi bila rekening bank kita mengalami defisist, kita tidak bisa seketika dapat menutup defisit dengan cara langsung melakukan penyetoran, bila rekening bank emosi kita pada orang lain defisit, kita harus sabar dan rutin melakukan penyetoran pada rekening bank emosi, untuk membuat saldo rekening kita menjadi plus kembali.

Penyetoran dan penarikan kita pada rekening bank emosi orang lain adalah satu-satunya hal yang bisa kita kendalika dalam hubungan dengan sesama manusia. Bila kita melakukan penyetoran tang tulus dengan seseorang, kita telah menumbuhkan kondisi-kondisi yang memungkinkan kita mempengaruhinya, tetapi tidak mengendalikan seseorang. walau pun kita memiliki surplus yang besar dalam rekening bank emosi, kita tidak bisa mengendalikan orang lain.

Dalam hal mengisi rekening bank emosi ada lima penyetorn dan lima jenis penarikan yang terpening yang berpengaruh dalam rekening bank emosi

1. Kebaikan (+) berbanding Ketidak baikan (-)
2. Menepati Janji (+) Berbanding Ingkar Janji (-)
3. Memenuhi Harapan (+) berbanding membuyarkan Harapan (-)
4. Kesetian (+) Berbanding Kemunafikan/penghianatan (-)
5. Bersedia Meminta Maaf (+) Berbanding Sombong/Angkuh (-)

Dengan mengetahui adanya bank emosi hanya berharap dapat merubah diri saya dan rekan sahabat ketimbang menuntut keadaan yang berubah demi kepentingan kita. dan dengan tindakan yang saya sebut penyetoran dan Penarikan dari bank emosi dimana kita bisa membuat hubungan kita dangan sesama menajadi lebih harmonis. Semog kita bisa menciptakan hubungan yang lebih baik.

Depok, 24 maret 2008
ErwiN Arianto

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template