tag:blogger.com,1999:blog-5258169351281859062024-03-05T01:09:35.919-08:00Manajemen Diri (self management)Manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.comBlogger47125tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-10259969806123503052009-07-09T00:44:00.000-07:002009-07-09T00:51:36.749-07:00Orang Brengsek Guru Sejati<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.bam.gov/teachers/images/image_teacher.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 188px; height: 198px;" src="http://www.bam.gov/teachers/images/image_teacher.jpg" alt="" border="0" /></a>Ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarik dan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan dengan niat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulit seperti keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja sama, dan lain-lain.<br /><br />Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuat manusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datang menemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luar sana sebagian adalah manusia sulit. Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiri untuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkan perilaku-perilaku manusia sulit.<br /><br />Bila saya tunjukkan perilaku mereka; seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanya apakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanya tersenyum kecut.<br /><br />Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkan kaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyak kasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpun kelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit, yakinlah kalau bukan Anda sendiri yang sulit.<br /><br />Karena Anda amat keras kepala, maka orang berbeda pendapat sedikit saja pun jadi sulit.Karena Anda amat mudah tersinggung, maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.<br /><br />Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalam keadaan kaca mata bersih dan bening.Setelah itu, saya ingin mengajak Anda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit.<br /><br />Dengan meyakini bahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan, maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit.Terutama karena beberapa alasan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pertama</span>, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkan betapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramai menyatukan pendapat, ia mau menang sendiri.Tatkala orang belajar melihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakin sering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakin diingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu.<br /><br />Saya berterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan suka menghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidak mengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentang anak kecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantu pendidikan anak-anak di rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hati dan tidak enaknya dihina anak kecil.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kedua</span>, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kita jadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa ini seperti karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka ia akan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala, mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia super sulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini ( baca : tubuh dan jiwa ini ) menjadi lebih longgar ( sabar ).<br /><br />Saya pernah mengajar sekumpulan anak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajin mengkritik. Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnya memang membuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadi kebal.<br /><br />Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecil saya, pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dan gurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ketiga</span>, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpin jempolan.Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpin manusia sulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan daya kontribusinya.<br /><blockquote>Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapi pengalaman memimpin dan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekali orang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertif setelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dan diktator.<br /></blockquote><span style="font-weight: bold;">Keempat</span>, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kita menjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentu saja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yang berhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapa tidak enaknya dihina orang lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kelima</span>, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulit sebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasuk orang yang dibesarkan oleh penghina penghina saya. Sebab, hinaan mereka membuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian, kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapa besar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yang tadinya menghina kita.<br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">Sumber :</span><br /><span style="font-style: italic;">Orang Brengsek Guru Sejati,</span><br /><span style="font-style: italic;">oleh : Gede Prama</span></span>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-73657407893034432292009-03-31T00:06:00.000-07:002009-03-31T00:13:59.175-07:00Stress !!!Bukan berat beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut" - Stephen Covey<br /><br />Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:<br /><br />"Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.<br /><br />"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.<br /><br />"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."<br /><br />"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.<br /><br />"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".<br /><br />Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.<br /><br />Apapun beban yang ada dipundak kita hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.<br /><br />Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!!!<br />Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.<br /><br />-- <br />Best Regard<br />Erwin Arianto,SE<br />えるウィン アリアンとShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-43578638246674618382009-03-20T21:10:00.000-07:002009-03-20T21:14:43.564-07:00Ikan Segar dan Hiu KecilOrang Jepang sejak lama menyukai ikan segar. Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan Jepang dalam beberapa dekade ini.<br /><br />Jadi untuk memberi makan populasi Jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari sebelumnya. Semakin jauh para nelayan pergi, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil tangkapan itu ke daratan. Jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan tersebut tidak segar lagi. Orang Jepang tidak menyukai rasanya. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan menangkap ikan dan langsung membekukannya di laut.<br /><br />Freezer memungkinkan kapal-kapal nelayan untuk pergi semakin jauh dan lama. Namun, orang Jepang dapat merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dan beku, dan mereka tidak menyukai ikan beku. Ikan beku harganya menjadi lebih murah. Sehingga perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpan ikan di kapal mereka. Para nelayan akan menangkap ikan dan langsung menjejalkannya ke dalam tangki hingga berdempet-dempetan. Setelah selama beberapa saat saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut berhenti bergerak.<br /><br />Mereka kelelahan dan lemas, tetapi tetap hidup. Namun, orang Jepang masih tetap dapat merasakan perbedaannya. Karena ikan tadi tidak bergerak selama berhari-hari, mereka kehilangan rasa ikan segarnya. Orang Jepang menghendaki rasa ikan segar yang lincah, bukan ikan yang lemas.<br /><br />Bagaimanakah perusahaan perikanan Jepang mengatasi masalah ini?<br />Bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar ke Jepang?<br /><br />Jika anda menjadi konsultan bagi industri perikanan, apakah yang anda rekomendasikan?<br /><br />Begitu anda mencapai tujuan-tujuan anda, seperti mendapatkan jodoh - memulai perusahaan yang sukses - membayar hutang-hutang anda - atau apapun, anda dapat kehilangan gairah anda. Anda tidak perlu bekerja demikian keras sehingga anda bersantai. Anda mengalami masalah yang sama dengan para pemenang lotere yang menghabiskan uang mereka, pewaris kekayaan yang tidak pernah tumbuh dewasa, dan para ibu rumah tangga jemu yang kecanduan obat-obatan resep.<br /><br />Seperti masalah ikan di Jepang tadi, solusi terbaiknya sederhana. Hal ini diamati oleh L. Ron Hubbard di awal 1950-an. "Orang berkembang, anehnya, hanya dalam kondisi lingkungan yang menantang" -L. Ron Hubbard.<br /><br />Keuntungan dari sebuah Tantangan:<br /><br />Semakin cerdas, tabah dan kompeten diri anda, semakin anda menikmati masalah yang rumit. Jika takarannya pas, dan anda terus menaklukan tantangan tersebut, anda akan bahagia. Anda akan memikirkan tantangan-tantangan tersebut dan merasa bersemangat. Anda tertarik untuk mencoba solusi-solusi baru. Anda senang. Anda hidup!<br /><br />Bagaimana Ikan Jepang Tetap Segar?<br /><br />Untuk menjaga agar rasa ikan tersebut tetap segar, perusahaan perikanan Jepang tetap menyimpan ikan di dalam tangki. Tetapi kini mereka memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam masing-masing tangki. Memang ikan hiu memakan sedikit ikan, tetapi kebanyakan ikan sampai dalam kondisi yang sangat hidup. Ikan-ikan tersebut tertantang.<br /><br />Renungan :<br /><br />Jangan menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan anda terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah. Kegagalan jangan membuat anda lelah, sebaliknya, atur kembali strategi.<br /><br />Temukanlah lebih banyak keteguhan, pengetahuan, dan bantuan. Jika anda telah mencapai tujuan anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga anda terpenuhi, berpindahlah ke tujuan untuk kelompok anda, masyarakat, bahkan umat manusia. Jangan ciptakan kesuksesan dan tidur di dalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemampuan untuk membuat perubahan.<br /><br />Jadi, masukkanlah seekor ikan hiu di tangki anda dan lihat seberapa jauh yang dapat anda lakukan dan capai!ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-29906765627893234432009-03-20T20:02:00.000-07:002009-03-20T20:04:14.495-07:00Tutup ToplesJika anda memasukkan sekumpulan belalang kecil kedalam toples yang ditutup plastik, belalang-belalang itu akan melompat-lompat keatas dan menabrak tutupnya berulang-ulang.<br />Setelah didiamkan beberapa lama, belalang-belalang itu akan terus melompat, tapi tidak setinggi sebelumnya. belalang itu mulai melompat agar tidak menabrak tutup plastik toples tersebut.<br /><br />Jika hal itu telah terjadi sekalipun kita membuka tutup plastik toples, tidak akan ada belalang yang melompat keluar.<br /><br />Belalang itu tidak melompat keluar bukan karena tidak sanggup, tapi karena mereka terkondisikan untuk melompat hanya setinggi itu.<br /><br />Manusia mengalami hal yang sama. Kita memulai kehidupan ini dengan menulis buku, mendaki gunung, memecahkan rekor atau menyumbangkan sesuatu. Pada awalnya, mimpi dan ambisi itu tak ada batasnya. Tetapi sepanjang kehidupan yang kita lewati, kepala kita menabrak "<span style="font-weight: bold;">tutup toples</span>" dan kaki kita tersandung beberapa kali. Kondisi ini diperkuat dengan komentar-komentar negatif yang kita serap pada lingkungan. Yang membuat kita mengondisikan diri sendiri untuk "<span style="font-weight: bold;">tidak melompat terlalu tinggi</span>". Bukan karena kita tidak mampu, tapi karena kita telah dikondisikan seperti itu.<br /><br />Mari kita bersama-sama merefleksikan hidup dan diri kita, apakah selama ini kita sudah memberikan lompatan yang paling tinggi yang bisa kita lakukan ?<br /><br />Karena <span style="font-weight: bold;">pribadi-pribadi sukses</span> adalah orang-orang yang <span style="font-weight: bold;">terus melompat sekuat tenaga</span> mereka, kendatipun terantuk batas. Sehingga jika saatnya "tutup toples" itu dibuka, mereka yang akan melompat keluar dari toples dan menikmati kebebasan.<br /><br />Kutipan dari Albert Einstein mensarikan tulisan ini dengan baik "<span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Saya bisa mendapatkan teori itu bukan karena saya sangat jenius, tapi karena saya bergumul dengan permasalahan itu lebih lama daripada orang lain</span>"ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-6620127082578881032009-03-03T19:35:00.000-08:002009-03-03T19:37:10.264-08:00ALFABET KEBERHASILAN PRIBADIA : Accept. Terimalah diri anda sebagaimana adanya.<br /><br />B : Believe. Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.<br /><br />C : Care. Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.<br /><br />D : Direct. Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.<br /><br />E : Earn. Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.<br /><br />F : Face. Hadapi masalah dengan benar dan yakin.<br /><br />G : Go. Berangkatlah dari kebenaran.<br /><br />H : Homework. Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.<br /><br />I : Ignore. Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.<br /><br />J : Jealously. Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.<br /><br />K : Keep. Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.<br /><br />L : Learn. Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.<br /><br />M : Mind. Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.<br /><br />N : Never. Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.<br /><br />O : Observe. Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.<br /><br />P : Patience. Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.<br /><br />Q : Question. Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.<br /><br />R : Respect. Hargai diri sendiri dan juga orang lain.<br /><br />S : Self confidence, self esteem, self respect. Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang.<br /><br />T : Take. Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.<br /><br />U : Understand. Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.<br /><br />V : Value. Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.<br /><br />W : Work. Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo’a.<br /><br />X : X’tra. Usaha lebih keras membawa keberhasilan.<br /><br />Y : You. Anda dapat membuat suatu yang berbeda.<br /><br />Z : Zero. Usaha nol membawa hasil nol pula.<br /><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Sumber Buletein FS by : </span><a style="font-style: italic;" href="http://profiles.friendster.com/41098201">OpIn</a></span>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-5847698873382002092008-12-10T22:46:00.000-08:002008-12-10T22:48:36.744-08:00CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG BERPRINSIPDalam situasi bisnis sekarang ini tampaknya mudah sekali orang membenarkan cara-cara kasar demi tujuan baik. Bagi mereka, “bisnis adalah bisnis”, sedangkan “etika dan prinsip terkadang harus mengalah pada keuntungan”.Selain itu, banyak juga kita lihat para pelaku dan pemimpin bisnis yang tampak berhasil menumpuk kekayaan, namun di belakang kehidupan mereka tampak kacau dan mengenaskan. Padahal bila kita tinjau, hampir setiap minggu muncul teori manajemen baru, namun tampaknya sedikit sekali yang meninggalkan hasil yang diharapkan. Mengapa demikian?<br /><br />Menurut Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, “Seven Habits of Highly Effective People”, dalam bukunya yang lain “Principle Centered Leadership”, hal ini disebabkan mereka tidak lagi berpegang pada prinsip dasar yang berlaku di alam ini. Padahal hukum alam, berdasarkan pada prinsip, berlaku tanpa peduli apakah kita menyadarinya atau tidak. Oleh karena itu semestinya kita meletakkan prinsip-prinsip ini di pusat kehidupan, hubungan, kontrak-kontrak manajemen dan seluruh organisasi bisnis anda.<br /><br />Covey percaya bahwa kesuksesan kita, baik pribadi maupun organisasi, tidak dapat diraih begitu saja. Kesuksesan harus datang dari “dalam diri” dengan berdasarkan pada apa yang kita pahami dan yakini untuk menjadi prinsip yang tak tergoyahkan.<br /><br /><br />Dengan demikian kepemimpinan yang berprinsip memusatkan kehidupan dan kepemimpinan kita pada prinsip-prinsip utama yang benar. Artikel ini tidak membahas apa itu prinsip menurut Covey, namun meringkas ciri-ciri pemimpin yang berprinsip. Ciri-ciri dari pemimpin yang mendasarkan tindakannya pada prinsip. Dengan demikian setidaknya kita bisa mengenal bagaimana kepemimpinan yang berpusat pada prinsip itu.<br /><br />Ada delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1–Mereka terus belajar.</span><br /><br />Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2–Mereka berorientasi pada pelayanan.</span><br /><br />Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karier. Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban orang lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3–Mereka memancarkan energi positif.</span><br /><br />Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi positif.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4–Mereka mempercayai orang lain.</span><br /><br />Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5–Mereka hidup seimbang.</span><br /><br />Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak sama sekali. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakannya. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik, tidak menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang sejalan berdampingan dengan kegagalan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6–Mereka melihat hidup sebagai sebuah petualangan.<br /></span><br />Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak, inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7–Mereka sinergistik.</span><br /><br />Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif. Dalam bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak hanya memberi dan menerima sedikit.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8–Mereka berlatih untuk memperbarui diri.</span><br /><br />Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.<br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">sumber : http://sibagoes.wordpress.com/</span></span>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-10899051527143419032008-12-10T21:51:00.000-08:002008-12-10T21:52:59.489-08:00Bagaimana Berkomunikasi Dengan EfektifBagaimana berkomunikasi dengan efektif sehingga pesan yang anda sampaikan bisa diterima dengan baik oleh si penerima pesan ? Berikut ini saya akan memberikan beberapa hal mengenai Bagaimana berkomunikasi dengan efektif, yaitu :<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Sebelum anda menyampaikan pesan, Berpikirlah!</span><br />Mengapa harus berpikir? Karena kecepatan manusia berbicara lebih cepat lima kali dari kecepatannya berpikir. Sehingga sering perkataan manusia membuat orang tersinggung, kecewa, depresi dan berbagai bentuk perasaan lainnya. Oleh karena itu kita harus berpikir terlebih dahulu, sebelum berbicara.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Tahu apa yang dikatakan</span><br />Anda harus mengetahui apa yang akan dikatakan dan mengapa mengatakannya, sebelum benar-benar mengatakannya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Situasi dan hadirin</span><br />Sesuaikanlah apa yang kita akan katakan dengan situasi yang kita hadapi.Oleh karena itu sebelum kita berkomunikasi, sebaiknya kita mengetahui siapa yang akan di hadapi, bagaimana situasinya. Berkomunikasi dalam suatu seminar, stasiun radio, ruang terbuka, restoran, ruang tamu atau ruang kerja tidak sama. Setiap suasana akan memberikan kesan berbeda. Kita harus mempersiapkannya dengan baik.<br /><br />Kadang-kadang kita diminta memberi kata sambutan secara mendadak. Ini pun perlu strategi tersendiri. Hukum utama dalam komunikasi adalah ”Noworthwhile communication can take place until you gain the complete attention of your audience”.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">4. Perhatikan Nada suara dan pilihan kata</span><br />Ingatlah bahwa cara kita mengatakan sesuatu melalui nada suara dan pemilihan kata, benar-benar mempunyai makna yang sama seperti hal yang ingin kita sampaikan. Jangan ada maksud tersembunyi di baliknya. Nada yang lembut untuk keakraban atau nada yang keras untuk memberi perintah dan ketegasan perlu dipikirkan sebelumnya. Pilihan kata yang runtut dan komunikatif sangat penting, agar dapat diterima dengan baik oleh si penerima.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">5. Bukan kata-kata saja, tetapi gerak tubuh dan tangan juga</span><br />Kita perlu menyadari bahwa komunikasi bukan menyangkut suara yang keluar dari mulut saja, namun tubuh kita dengan berbagai ekspresi dan gerak tangan juga melakukan komunikasi. Kebanyakan gerakan yang tidak diperlukan akan mengganggu proses komunikasi. Menatap mata dengan lawan bicara adalah syarat mutlak dalam berkomunikasi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">6. Kebutuhan pendengar</span><br />Kalau kita berkomunkasi kita perlu menyadari akan kebutuhan pendengar,sehingga pesan kita lebih mudah diingat oleh mereka.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">7. Dapatkanlah Umpan balik</span><br />Kita perlu mendapatkan umpan balik dari pendengar untuk meyakini diri kita bahwa pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima. Umpan balik ini penting untuk melakukan penegasan dalam komunikasi. Kita perlu memancing pendengar atau lawan bicara kita untuk memberikan umpan balik. Umpan balik yang negatif sekalipun, akan berguna untuk kita memperbaiki diri kita.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">8. Berpengaruh Jangka panjang</span><br />Dalam berkomunikasi haruslah mempunyai pengaruh jangka panjang. Mungkin kita telah berhasil memberi suatu penyelesaian yang cemerlang, tetapikita perlu mengimplementasikannya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">9. Kata dan perbuatan harus sejalan</span><br />Janganlah mengatakan sesuatu apabila kita tidak memaksudkannya. Kita harus mendukung kata-kata kita dengan tindakan kita, kalau tidak pesan komunikasi tidak akan sampai.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">10. Menjadi pendengar yang baik</span><br />Belajarlah menjadi seorang pendengar yang baik.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-50453592996823383822008-11-03T21:53:00.000-08:002008-11-03T21:54:54.054-08:00Semut Dan LalatBeberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.<br /><br />"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya.<br /><br />Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.<br /><br />Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.<br /><br />Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua,<br /><br />"Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?"<br /><br />"Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita".<br /><br />Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi,<br /><br />"Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"<br /><br />Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab,<br /><br />"Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama."<br /><br />Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius,<br /><br />"Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."<br /><br />"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda." <br /><br />Oleh: Tidak Diketahui<br />sumber: dari berbagai sumberShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-48321282854376382352008-09-17T01:19:00.001-07:002008-09-17T01:25:33.032-07:00Kisah Karpet<div style="text-align: right;"><span style="font-style: italic; color: rgb(204, 102, 0);">Sebuah kisah nyata...</span><br /></div><br />Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.<br /><br />Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.<br /><br />Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.<br /><br />Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:<br /><br />"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.<br /><br />"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.<br /><br />Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".<br /><br />Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.<br /><br />"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".<br /><br />Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.<br /><br />"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya<br /><br />"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"<br /><br />Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.<br /><br />"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".<br /><br />Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.<br /><br />Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming)<ul><li>Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.</li></ul><p>Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :<br /><br />*Saya BERSYUKUR;</p><p>1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.</p><p>2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.</p><p>3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.</p><p>4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.</p><p>5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.</p><p>6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.</p><p>7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras.</p><p>8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.</p><p>9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.</p><p>10. Untuk dst...</p><p style="font-style: italic;"><span style="font-size:85%;">--<br />Best Regard<br />Erwin Arianto,SE</span></p>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-72709318928526507832008-09-03T02:00:00.000-07:002008-09-03T02:01:30.178-07:00Bank EmosiBeberapa hari liburan saya banyak beraktifitas untuk bermain dengan sahabat, menegur tetangga yang mungkin selama ini terlupakan dengan kesibukan, bersilahturahmi ke tempat kerabat dan saudara-saudara. Karena tidak bisa kita pungkiri kita adalah mahluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesama manusia. dan dalam agama yang saya peluk "Hablumminallah wa hablumminannas" yaitu hubungan dengan Allah jika kita bisa berhubungan baik dengan sesama manusia.<br /><br />Dalam hubungan dengan sesesama manusia ada kalanya naik dan turun, saya sebut dalam menjalin hubungan dengan manusia seperti kita melakukan transaksi dalam suatu rekening bank emosi. maksudnya adalah dalam kita membangung hubungan antar individu yang erat, diibaratknan membuka suatu rekening bank emosi pada orang lain dengan melakukan penabungan dan atau penerikan rekening pada bank tersebut berupa tindakan negatif.<br /><br />Yang saya dimaksud dengan penyetoran adalah saat kita melakukan perbuatan-perbuatan yang menambah kepercayaan dalam hubungan deangan orang lain: Seperti kita melakukan suatu kebaikan, sikap ramahtamah, menepati janji, menghormati orang lain, memberikan senyum, kesetiaan, meminta maaf jika melakukan kesalahan dan hal baik lainya.<br /><br />Dan yang saya maksud dengan penarikan adalah Perbuatan yang bisa mengikis keperyaan orang lain terhadap kita, misal ketidaksopanan, kritik negatif, ingkar janji, penghianatan, dan lainya yang menyebabkan hubungan antar kita menjadi kurang harmonis.<br /><br />Dalam rekening bank emosi ini kita hanya bisa melakukan penyetoran atau menabung dengan sifat yang tulus. Bila kita menyetor atau menabung perbuatan baik dengan mengambil keuntungan dari seseorang, maka ketika yang kita inginkan adalah suatu setoran maka akan menjadi sebuah penarikan . Hal yang dapat membuat kita mengisi rekening bank emosi kepada orang lain adalah sebuah Cinta - kasih tanpa syarat yang diberikan tanpa imbalan.<br /><br />Dalam rekening bank emosi, kita wajib melakukan penyetoran secara teratus, berbeda dengan rekening bank konvensional. dalam bank konvensional kita bisa menyimpan uang di bank dengan membuka deposito atau tabungan dan uang itu akan berkembang atau setidaknya jumlahnya kurang lebih tetap. Namun dalam rekening bank emosi jika kita tidak bisa memelihara dengan melakukan penyetoran secara teratur maka nilainya akan merosot. makanya kita perlu melakukan penyetoran secara teratur, atau kita perlu membina hubungan dengan sesama dengan baik dan teratur.<br /><br />Jika dalam suatu rekening bank emosi kita terus menerus melakukan penarikan, maka hubungan kita dengan seseorang akan menjadi buruk atau defisit, sesuatu yang unik dalam mengelola bank emosi bila rekening bank kita mengalami defisist, kita tidak bisa seketika dapat menutup defisit dengan cara langsung melakukan penyetoran, bila rekening bank emosi kita pada orang lain defisit, kita harus sabar dan rutin melakukan penyetoran pada rekening bank emosi, untuk membuat saldo rekening kita menjadi plus kembali.<br /><br />Penyetoran dan penarikan kita pada rekening bank emosi orang lain adalah satu-satunya hal yang bisa kita kendalika dalam hubungan dengan sesama manusia. Bila kita melakukan penyetoran tang tulus dengan seseorang, kita telah menumbuhkan kondisi-kondisi yang memungkinkan kita mempengaruhinya, tetapi tidak mengendalikan seseorang. walau pun kita memiliki surplus yang besar dalam rekening bank emosi, kita tidak bisa mengendalikan orang lain.<br /><br />Dalam hal mengisi rekening bank emosi ada lima penyetorn dan lima jenis penarikan yang terpening yang berpengaruh dalam rekening bank emosi<br /><br />1. Kebaikan (+) berbanding Ketidak baikan (-)<br />2. Menepati Janji (+) Berbanding Ingkar Janji (-)<br />3. Memenuhi Harapan (+) berbanding membuyarkan Harapan (-)<br />4. Kesetian (+) Berbanding Kemunafikan/penghianatan (-)<br />5. Bersedia Meminta Maaf (+) Berbanding Sombong/Angkuh (-)<br /><br />Dengan mengetahui adanya bank emosi hanya berharap dapat merubah diri saya dan rekan sahabat ketimbang menuntut keadaan yang berubah demi kepentingan kita. dan dengan tindakan yang saya sebut penyetoran dan Penarikan dari bank emosi dimana kita bisa membuat hubungan kita dangan sesama menajadi lebih harmonis. Semog kita bisa menciptakan hubungan yang lebih baik.<br /><br />Depok, 24 maret 2008<br />ErwiN AriantoShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-9938034186182031782008-05-28T04:17:00.001-07:002008-08-23T10:58:59.960-07:00Do it Now !Entah kenapa hari ini saya teringat dengan salah seorang saudara saya. Dia adalah seorang bapak yang hidup sederhana dan sangat menyayangi keluarganya.<br /><br />Sehari-hari dia bekerja sebagai mekanik pada sebuah bengkel sepeda motor. Di suatu pagi (beberapa tahun yang lalu), seperti biasa dia menyempatkan sarapan pagi bersama istri dan kedua anak nya yang masih kecil. Pada saat makan,<br /><br />dia melihat anak bungsunya yang masih berumur 3 tahun sedang bermain korden/selambu yang terpasang di salah satu pintu kamar. Korden tersebut sudah dalam keadaan sobek dan berlubang di tengahnya, l ubang tersebut dijadikan tempat sandaran leher kepala anak itu untuk dimainkan dengan sambil mengayun-ayunkannya badannya.<br /><br />Sambil tertawa, anak tersebut terus bermain-main dengan kakaknya. Masih di meja makan, bapaknya ikut senyum melihat permainan anak bungsunya tersebut. Namun dalam hatinya terbersit pemikiran bahwa korden yang dia miliki sudah sobek dan nggak layak untuk dipasang, dan bahkan bisa berbahaya bila terus dipakai buat mainan anakanya. Dan dia berencana segera melepas korden tersebut dan menggantinya dengan yang baru. Namun keingin tersebut ditundanya, karena dia harus buru-buru berangkat kerja.<br /><br />Setelah dua jam dia berada di tempat kerja yang gak terlalu jauh dr rumahnya, dia mendengar kabar buruk bahwa anak bungsunya tersebut meninggal karena terjerat lehernya di korden yang sobek tersebut. Pada saat itu ibu dan kakaknya sedang diluar rumah, jadi tidak melihat anak bungsunya tersebut tidak bisa bernafas karena terjerat dan tergantung oleh korden itu.<br /><br />Bapaknya pun sangat shock mendapati kenyataan tersebut. Ternyata keinginannya yang tertunda untuk segera melepas korden tersebut mengakibatkan dia kehilangan salah satu buah hatinya..<br /><br /><br />Moral cerita ini:<br />Segera lakukan ide, ilham maupun pemikiran anda yang sekiranya mampu mencegah hal-hal yang beresiko atau bisa berakibat fatal. Bukan berarti terlalu mudah berprasangka buruk ataupun terlalu mengada-ada dan berpikiran yang nggak-nggak, namun sikap berhati-hati dan waspadalah yang sebenarnya bisa menjadikan hidup kita lebih terhindar dari hal yang tidak kita inginkan.<br /><br />Ingat, penyesalan selalu datang terlambat.. dan penyesalan yang paling menyakitkan adalah penyesalan akibat sebuah penundaan.<br /><br />*So, do it rightnow!*ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-52919410290518167662008-05-28T04:13:00.000-07:002008-07-05T05:51:47.501-07:00"Lihat Kegagalan Saya"Soichiro Honda "Lihat Kegagalan Saya"<br /><br /><br />Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan.<br />Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...<br /><br />Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.<br />Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".<br />Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda<br />- diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.<br /><br />"Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih,karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.<br /><br />Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.<br /><br />Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang. Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.<br /><br />Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.<br />Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.<br /><br />Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.<br /><br />Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam.<br /><br />Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.<br /><br />Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.<br />Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih?<br /><br />Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.<br /><br />Kuliah<br /><br />Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel,mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.<br /><br />"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,"<br />ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.<br /><br />Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus,pabriknya terbakar dua kali. Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya.<br /><br />Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga,mgempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.<br /><br />Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga.<br /><br />Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok.<br />Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.<br /><br />Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya.<br /><br />Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru.<br /><br />Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">5 Resep keberhasilan Honda :</span><br />1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.<br />2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.<br />3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.<br />4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.<br />5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-53801390281074598662008-05-28T04:11:00.000-07:002008-07-05T05:51:47.502-07:00Memompa Semangat BerprestasiTIPS MEMOMPA SEMANGAT BERPRESTASI<br /><br /><br />Mengapa ada orang-orang yang mempunyai energi yang begitu besar untuk meraih sesuatu? Mengapa ada orang yang penuh gairah dalam menghadapi tantangan?<br />Mengapa ada orang yang sangat ingin berprestasi? Terlepas dari apa motivasi seseorang itu meraih prestasi, mereka selalu mempunyai kesamaan, yaitu, mempunyai energi yang melimpah, berani menghadapi tantangan dan ambisi besar untuk diwujudkan. Itu kenapa banyak pakar perilaku berpendapat bahwa keberhasilan adalah sikap. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang terus gigih meraih prestasi adalah kemampuannya untuk memompakan semangat untuk berprestasi. Berikut ada beberapa tips untuk memompakan semangat berprestasi.<br /><br />1--Jadilah diri sendiri.<br /><br />Kalau ambisi anda berprestasi adalah untuk mengalahkan orang lain, anda akan segera kehabisan energi positif dalam bekerja. Dorongan yang muncul lebih banyak bersifat negatif yang dapat mengganggu kejernihan pandangan anda.<br />Jangan bandingkan diri anda dengan orang lain. Kenali saja siapa diri anda, dan jadilah diri anda sendiri. Itu jauh lebih sehat bagi kepribadian anda.<br /><br />2--Menyusun visi, target, dan skedul pencapaian.<br /><br />Susunlah gambaran besar yang ingin anda raih dalam di masa depan. <br />Buatlah<br />sesulit mungkin, namun percayalah anda bisa mencapainya. Lalu kembangkan ke dalam target-target jangka pendek, serta tentukan waktu kapan anda akan meraihnya. Perjalanan sejauh ribuan kilometer dicapai dengan selangkah demi selangkah.<br /><br />3--Belajar terus, dan berusaha mempunyai keahlian khusus.<br /><br />Jangan berhenti belajar, namun tak perlu mempelajari semuanya. <br />Kenali apa<br />kekuatan anda untuk menjadi seorang ahli agar anda mampu menuntaskan pekerjaan dengan hasil yang baik. Anda akan merasakan kesenangan jika anda mampu menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya. Mempelajari semua hal memang baik untuk menambah wawasan dan kebijakan, namun jika anda tak punya sebuah keahlian yang menjadi keunikan diri anda sendiri, maka anda takkan tahu apa yang ingin anda kerjakan dengan baik. Hanya karena anda ahli, anda akan menetapkan standar yang tinggi. Sedangkan, standar tinggi adalah salah satu kualitas dari seorang yang berprestasi.<br /><br />4--Melakukan apa yang anda sukai.<br /><br />Lakukan apa yang anda cintai. Ini akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam setiap pekerjaan. Anda akan temukan bahwa keberhasilan bukan sesuatu yang ada di depan sana, namun berjalan seiring dengan apa yang anda kerjakan.<br /><br />5--Jangan menyia-nyiakan peluang.<br /><br />Jangan terlalu banyak memikirkan masalah uang atau penghasilan yang anda peroleh. Jauh lebih penting anda memperoleh tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan anda. Lalu bersungguh-sungguh mengerjakannya. <br />Pikirkan<br />bagaimana anda bisa memperbaiki keadaan yang ada dalam tanggung jawab anda.<br />Seringkali keberhasilan besar bersembunyi di balik sebuah peluang yang kelihatannya sepele.<br /><br />6--Temukan kegembiraan dalam setiap langkah.<br /><br />Perhatikan anak-anak kecil belajar, mereka menunjukkan kegembiraan saat berangkat sekolah, saat di kelas, saat beristirahat, saat pulang bahkan saat mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Temuka kegembiraan yang sama di setiap langkah anda. Jika anda tak menemukannya, mungkin anda berada di jalan yang keliru. Segera renungkan kembali apa yang ingin anda raih.<br /><br />7--Berbagi atas keberhasilan yang bisa diraih.<br /><br />Tak apa jika anda ingin menikmati sebuah keberhasilan kecil yang bisa anda raih. Namun, jangan semata-mata melakukannya sendiri. Bagilah dengan orang lain. Berbagi kegembiraan justru melipatgandakan kegembiraan anda. <br />Ucapan<br />selamat yang diberikan orang lain pada anda sangat efektif untuk memompa semangat anda meraih yang lebih baik lagi.<br /><br />8--Tidak bersedih atas kegagalan.<br /><br />Satu hal yang sangat meruntuhkan semangat adalah kegagalan. Namun, mereka yang mempunyai keinginan berprestasi yang tinggi, kegagalan justru memacu mereka untuk belajar dan berusaha lebih baik lagi. Terimalah kegagalan sebagaimana adanya. Buka kembali buku pelajaran anda, mungkin ada yang terlewatkan. Berlatih terus dan coba lagi. Keberhasilan selalu didahului oleh kegagalan. Itu mengapa orang bijak mengatakan, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-63250009798649655652008-05-28T03:49:00.000-07:002008-07-05T05:52:21.223-07:0010 Tips Awet MudaSebuah artikel menarik tentang tips agar kita tetap awet muda. Ternyata awet muda itu mudah asal kita mau sedikit disiplin dan memperhatikan tubuh sendiri.<br />Berikut 10 tips bagi anda yang ingin tetap awet muda :<br /><br />1. Detoks<br /><br />Detoksifikasi adalah pengeluaran racun tubuh secara teratur. Ibadah puasa jika dijalankan dengan benar, sebenarnya juga merupakan proses detoksifikasi. Bahkan pembersihan yang terjadi tidak hanya bersifat lahir tapi juga batin. Tentunya tak perlu langsung melakukan detoks selama 2 minggu. Untuk permulaan, Anda bisa mencobanya selama 2-3 hari dulu, ketika week end.<br /><br />2. Tidur Nyenyak dan cukup<br />Tidur yang nyenyak itu menyehatkan, di samping menyegarkan tubuh dan jiwa. Orang yang kurang tidur cenderung melemah daya tahan tubuhnya dan mudah terkena penyakit. Gangguan tidur bisa mengganggu konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas. Sementara kelelahan ang timbul akibat tidak cukup tidur bisa menimbulkan iritasi dan ketidakseimbangan emosi, Juga berhubungan dengan banyaknya kasus kecelakaan.<br /><br />Tidur yang nyenyak sangat penting untuk penampilan yang awet muda. Sebab selama tidur, tubuh akan mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berfungsi memperbaiki dan memperbaharui jaringan serta sel-sel tubuh, termasuk kulit. Dengan begitu terjadi peremajaan pada sel-sel tubuh, kulit dan jaringan.<br /><br />3. Olahraga <br /><br />Jika Anda belum terbiasa berolahraga, mulailah dari sekarang. Menurut Miriam E, Nelson PH.D, penulis buku Strong Women Stay Young yang memang meneliti pengaruh olahraga dan gizi pada tulang wanita di Tufts University School of Nutrition, Amerika. wanita umumnya mulai menyusut kepadatan tulang dan ototnya sekitar 40 tahun. Sebagian penyebabnya adalah karena kurang berolahraga. Tulang dan otot yang tidak dilatih memang mudah mengalami penyusutan.<br /><br />4. Relaksasi<br /><br />Belajarlah untuk rileks, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan di Inggris, kecemasan bisa membuat wajah nampak menua dalam hitungan bulan. Tapi dengan belajar rileks dan mengelola stres dengan baik, wajah bisa nampak kembali muda.<br /><br />5. Menjaga pikiran positif<br /><br />Pikiran dan afirmasi yang positif akan meningkatkan energi dan membawa hal-hal yang positif dalam kehidupan. Sedangkan pikiran-pikiran dan afirmasi negatif cenderung melelahkan dan berpotensi menimbulkan kegagalan. Selain itu juga membuat Anda lebih cepat tua dan tidak menarik.<br /><br />6. Melakukan check up kesehatan<br /><br />Ibarat mobil, tubuh manusia juga memerlukan perhatian dan perawatan yang baik agar setiap orang bisa terus bekerja dengan baik. Biarpun saat ini Anda merasa sehat, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara teratur tetap dilakukan. Dengan begitu, jika suatu saat timbul penyakit, walaupun masih dalam tahap gejala awal, bisa langsung terdeteksi sehingga penanganannya juga lebih cepat dan mudah.<br /><br />7. Menjalani kehidupan yang aktif<br /><br />Anda harus tetap sibuk meski sudah tidak lagi muda.<br />Kehidupan yang aktif tidak hanya membuat Anda sehat secara fisik, tetapi juga membuat memori Anda tetap bekerja dengan baik. Kreatiflah dengan hidup Anda, ingat kembali segala minat dan impian yang dulu tidak sempat dilakukan selagi muda, apakah belajar melukis atau bermain piano?<br /><br />8. Kehidupan sosial yang menyenangkan<br /><br />Berbahagialah Anda yang dikelilingi oleh teman-teman yang bisa dipercaya dan menjadi tempat berbagi. Karena menurut Judith Wills dalam bukunya Take Off Years in 10 Weeks, hal itu juga membantu Anda untuk tetap muda.<br />Persahabatan itu meringankan pikiran, menentramkan, meremajakan, dan membangkitkan semangat. Pendeknya memberikan hal-hal yang kita butuhkan untuk merasa nyaman dengan diri sendiri, Teman yang dimaksud bisa saja terdiri dari tetangga, teman kerja, anggota keluarga, hingga sahabat pena.<br /><br />9. Memperhatikan penampilan<br /><br />Sebelum mulai, ada baiknya memperhatikan tubuh Anda secara keseluruhan. Apakah berat badan Anda masih ideal? Jika tidak, usahakan untuk mencapai berat badan ideal dengan cara yang alami. Selanjutnya perhatikan kulit, rambut, kuku dan gigi Anda. Beri perhatian ekstra pada bagian-bagian itu. Karena disitulah tanda-tanda penuaan paling mudah terlihat.<br /><br />10. Makanan sehat dan suplemen<br /><br />Kebiasaan memilih makanan yang baik setiap hari tidak hanya membuat kita sehat dan langsing, tapi juga nampak lebih muda. Secara praktis, panduan makanan yang disarankan yaitu:<br />1. Mengurangi mengkonsumsi daging merah dan meningkatkan konsumsi ikan.<br />2. Jika perlu tambahan protein, lebih baik mengkonsumsi kacang-kacangan.<br />3. Mengkonsumsi makanan berserat yang kandungan seratnya mencapai 4-50 gram sehari.<br />4. Setiap hari sebaiknya menkonsumsi 1-3 porsi sayuran dari keluarga kol seperti brokoli, brussel sprout,kol atau kembang kol.<br />5. Minum air putih dan jus buah setidaknya 2-3 liter setiap hari.<br />6. Mengkonsumsi seminimal mungkin minuman berkafein seperti kopi dan teh, minuman mengandung soda,gula putih dan makanan olahan pabrik yang terbuat dari terigu.<br />7. Mengkonsumsi berbagai suplemen dan herba anti penuaan.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-86241189207502755692008-05-18T06:47:00.000-07:002008-07-05T05:51:47.502-07:00Menyikapi KritikKritik sering kali menjadi musuh besar kita. Berapa banyak dari kita<br />yang langsung bereaksi tidak sehat manakala kritik menerpa? Apa yang<br />terjadi saat kita mengkritik? Bagaimana menyikapi kritik?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">LUKA YANG KITA BUAT</span><br /><br />Bayangkanlah kita menikam dada orang yang kita cintai.<br /><br />Saat bilah pisau itu terbenam ke dalam dadanya, ia tersedak mencoba<br />menghirup udara, ia mencoba meraup apa yang masih bisa digapainya.<br />Dengan liar, wajahnya menyemburkan teror dan ketakutan. Memancarkan<br />kesakitan yang teramat sangat pedih rasanya. Ia mulai kehilangan darah,<br />dan ia mulai mengalami shock yang parah. Ia pun terjatuh. Sekarat dan<br />bersimbah darah.<br /><br />Mungkin ia masih beruntung, karena ada yang sempat mengantarnya ke rumah<br />sakit dengan ambulan. Tapi sekalipun ia akan sembuh dari penderitaannya,<br />dadanya tetap akan menyisakan goresan luka besar yang tidak sedap untuk<br />semua mata.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">SENJATA ITU ADALAH KRITIK</span><br /><br />Tak terbayangkan bahwa Anda akan mampu melakukannya. Dan jikapun Anda<br />tetap melakukannya, segera setelah Anda menyadari apa yang telah Anda<br />lakukan, yakinlah; Anda tidak akan pernah mengulanginya.<br /><br />Begitulah, mungkin hampir setiap hari, banyak dari kita yang terus dan<br />lagi-lagi, menikam orang-orang yang kita cintai. Kita menggunakan pisau<br />yang tak terlihat, pisau yang tidak membuat darah muncrat. Senjata itu<br />adalah senjata pilihan. Dan pilihan itu adalah KRITIK. Luka yang kita<br />buat, sama dalam dan pedih seperti luka oleh pisau dari baja.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">KRITIK ADALAH MESIN PENGHANCUR</span><br /><br />Kritik yang kita lontarkan merontokkan rasa percaya diri. Orang yang<br />kita kritik merasa tak dicintai lagi. Mereka mulai masuk ke alam yang<br />penuh dengan keragu-raguan. Dan sebelum luka mereka sempat sembuh<br />kembali, Kita menikamnya lagi, dan lagi. Tepat di tempat yang sama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">KRITIK ITU MENIPU</span><br /><br />Mengapakah kita bisa menjadi begitu sadis pada orang-orang yang kita<br />cintai?<br />Kita telah tertipu, karena bilah yang di tangan dan luka yang kita buat<br />tak pernah terlihat nyata.<br /><br />Mengapakah kita bisa menjadi begitu jahat dan dengki?<br />Jawabnya, adalah karena rasa tak aman kita sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">BAYANGKAN BILAH PISAU ITU</span><br /><br />Bagaimanakah kita bisa memperbaiki diri?<br />Saat kita mulai merasa melakukan pembantaian terhadap orang lain,<br />dengan kata-kata yang pedas dan sengit,<br />dengan ungkapan yang tajam bak bilah pedang,<br />dengan suara dan kata yang membakar jiwa serta semangat,<br /><br />Berhentilah sebentar, dan bayangkanlah senjata kita itu menjadi nyata.<br /><br />Dan jika kita bisa melihat, luka seperti apa yang akan kita buat, STOP!<br /><br /><span style="font-weight: bold;">KRITIK DILAKUKAN DENGAN KATA</span><br /><br />Kita sering tidak menyadarinya. Contoh: kata “tapi.”<br /><br />“Lihatlah Ayah, Saya dapat nilai A untuk olah raga di raport Saya.”<br />Ayah menjawab, “Wow.. itu bagus sekali anakku, TAPI, kamu dapat C untuk<br />matematika.”<br /><br />Kata “tapi” adalah tombol “cancel” atau tuts “esc” di pojok kiri atas<br />keyboard komputer kita. Kata itu membatalkan semua puja dan puji yang<br />telah kita lontarkan sebelumnya. Dan tidak lebih, pembicaraan di atas<br />telah berubah jadi begini.<br /><br />“Lihatlah Ayah, Saya pintar di sekolah.”<br />“Tidak. Kamu goblok!”<br /><br /><span style="font-weight: bold;">HARGAI SEKECIL APA PUN</span><br /><br />Bandingkan jika respon itu diubah lebih baik dengan menjadi begini.<br />“Wow.. itu bagus sekali anakku, nanti Ayah bilang sama Ibu betapa<br />pintarnya kamu. Pertahankan ya.”<br /><br />Ia akan terinspirasi dan berupaya lebih keras untuk matematikanya,<br />karena ia ingin menangguk lebih banyak puji dan puja, dari orang-orang<br />yang dicintanya. Itu lebih baik ketimbang ia jadi merasa tak berguna<br />karena “tapi” dari mulut Ayah atau Ibunya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">JIKA ANDA DIKRITIK</span><br /><br />1. Jadikan kritik sebagai sarana belajar. Yaitu, INGAT RASA LUKANYA, dan<br />berupayalah untuk tidak melakukannya pada orang lain;<br /><br />2. Ingat bahwa PISAU YANG DIGUNAKAN TIDAK TERLIHAT, itulah sebab mereka<br />tak menyadari luka yang dibuatnya. Maafkan mereka;<br /><br />3. INGAT LUKA MEREKA. Saat seseorang menjadi sengit, sadis, kasar atau<br />tidak bertenggang rasa, mereka tidak membenci Anda. Mereka mengalami<br />derita akibat sesuatu di dalam dirinya. Jika mereka mengumpat, bukanlah<br />Anda yang diumpat. Yang mereka tuju adalah sesuatu di dalam diri mereka,<br />yang tak pernah ditunjukkan atau diceritakan. Mungkin itu orang lain<br />yang telah kejam kepada mereka. Mungkin itu sesuatu yang telah<br />mempermalukan mereka;<br /><br />4. SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Itulah berkah Tuhan. Pahami mereka sebagai<br />manusia yang masing-masingnya tidak sama;<br /><br />5. Setelah Anda menerima kritik, BERTERIMAKASIHLAH PADA MEREKA atas<br />nasehatnya. Berjanjilah untuk mempertimbangkan apa yang mereka katakan.<br />Dengan berterimakasih, Anda telah melucuti senjata mereka,<br />antagonismenya, dan mengakhiri bicara dengan damai dan melegakan;<br /><br />6. LUPAKAN. Orang yang mengkritik Anda mungkin tidak kompeten, penuh<br />curiga, atau cemburu buta. Jika demikian, setelah berterimakasih kepada<br />mereka, lupakan semuanya;<br /><br />7. EVALUASI KRITIK MEREKA. Mungkin mereka tidak objektif. Tapi mungkin<br />juga ada poin mereka yang memang benar. Gunakan pengalaman ini sebagai<br />kesempatan untuk tumbuh. Ingat, Anda tidak sempurna. Belajarlah dari<br />mereka kapan saja dan di mana saja. Tapi jangan, jadikan itu alasan<br />untuk mengkritik orang lain.<br /><br />Bahaya kritik bukan pada kritiknya, tapi pada karakternya yang bisa<br />memunculkan siapa Anda sebenarnya.<br /><br />Oleh: Chuck Gallozzi<br /><br />source : http://www.beraniegagal.comShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-90786396427322888682008-05-07T19:15:00.000-07:002008-07-05T05:51:47.503-07:00Nelayan JepangOrang Jepang sejak lama menyukai ikan segar. Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan Jepang dalam beberapa decade ini. Jadi untuk memberi makan populasi Jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari sebelumnya. Semakin jauh para nelayan pergi, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil tangkapan<br />itu ke daratan. Jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan tersebut tidak segar lagi. Orang Jepang tidak menyukai rasanya.<br /><br />Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan menangkap ikan dan langsung membekukannya di laut. Freezer memungkinkan kapal-kapal nelayan untuk pergi semakin jauh dan lama. Namun, orang Jepang dapat merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dan beku, dan mereka tidak menyukai ikan beku.<br /><br />Ikan beku harganya menjadi lebih murah. Sehingga perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpan ikan di kapal mereka. Para nelayan akan menangkap ikan dan langsung menjejalkannya ke dalam tangki hingga berdempet-dempetan. Setelah selama beberapa saat saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut berhenti bergerak. Mereka kelelahan dan lemas, tetapi<br />tetap hidup. Namun, orang Jepang masih tetap dapat merasakan perbedaannya. Karena ikan tadi tidak bergerak selama berhari-hari, mereka kehilangan rasa ikan segarnya. Orang Jepang menghendaki rasa ikan segar yang lincah, bukan ikan yang lemas.<br /><br />Bagaimanakan perusahaan perikanan Jepang mengatasi masalah ini? Bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar ke Jepang? Jika anda menjadi konsultan bagi industri perikanan, apakah yang anda rekomendasikan?<br /><br />Seperti masalah ikan di Jepang tadi, solusi terbaiknya sederhana. Hal ini diamati oleh L. Ron Hubbard di awal 1950-an. "Orang berkembang, anehnya, hanya dalam kondisi lingkungan yang menantang" -L. Ron Hubbard.<br /><br />Keuntungan dari sebuah Tantangan:<br />Semakin cerdas, tabah dan kompeten diri anda, semakin anda menikmati masalah yang rumit. Jika takarannya pas, dan anda terus menaklukan tantangan tersebut, anda akan bahagia. Anda akan memikirkan tantangan-tantangan tersebut dan merasa bersemangat. Anda tertarik untuk mencoba solusi-solusi baru. Anda senang. Anda hidup!<br /><br />Bagaimana Ikan Jepang Tetap Segar? Untuk menjaga agar rasa ikan tersebut tetap segar, perusahaan perikanan Jepang tetap menyimpan ikan di dalam tangki. Tetapi kini mereka memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam masing-masing tangki. Memang ikan hiu memakan sedikit ikan, tetapi kebanyakan ikan sampai dalam kondisi yang sangat hidup. Ikan-ikan tersebut tertantang.<br /><br />Renungan :<br />Begitu anda mencapai tujuan-tujuan anda, seperti mendapatkan jodoh - memulai perusahaan yang sukses - membayar hutang-hutang anda – atau apapun, anda dapat kehilangan gairah anda. Anda tidak perlu bekerja demikian keras sehingga anda bersantai. Anda mengalami masalah yang sama dengan para pemenang lotere yang menghabiskan uang mereka, pewaris<br />kekayaan yang tidak pernah tumbuh dewasa, dan para ibu rumah tangga jemu yang kecanduan obat-obatan resep.<br /><br />Jangan menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan anda terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah.<br />Kegagalan jangan membuat anda lelah, sebaliknya, atur kembali strategi. Temukanlah lebih banyak keteguhan, pengetahuan, dan bantuan.<br /><br />Jika anda telah mencapai tujuan anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga anda terpenuhi, berpindahlah ke tujuan untuk kelompok anda, masyarakat, bahkan umat manusia. Jangan ciptakan kesuksesan dan tidur di dalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemampuan untuk membuat perubahan. Jadi, masukkanlah seekor ikan hiu di tangki anda dan lihat berapa jauh yang dapat anda lakukan dan capai ! ^_^<br /><br />God BlessShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-43914883292138838062008-04-25T02:17:00.000-07:002008-07-05T05:54:24.790-07:00Daily Prosperity - Day Nine<div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Day Nine ~ </span><br />Carilah penyebab kegagalanmu dalam diri sendiri, bukan pada orang lain.</span><br /></div><br />Bila dalam sebuah perusahaan ada begitu banyak permasalahan & sering mengalami kegagalan, biasanya penyebabnya ada didalam perusahaan itu sendiri, dalam hal ini para pemimpin & anak buahnya.<br /><br />Perbaikan tidak akan terjadi selama kita mencari penyebab kegagalan itu diluar perusahaan. <br /><br />Jalan menuju perbaikan akan terbuka lebar jika kita semua mengetahui dimana letak akar permasalahannya.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-8234191696118053602008-04-24T01:42:00.000-07:002008-07-05T05:54:24.790-07:00Daily Prosperity - Day Six<div style="text-align: center; font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Day Seven ~ </span><br />Rasa percaya diri akan membuat tugas-tugas yang kita kerjakan berhasil dengan baik.<br /></div><br />Kebijaksanaan, Kreativitas & Semangat datang dari rasa percaya diri dan sikap pasti.<br /><br />Ketika menghadapi tugas-tugas yang sulit, motivasi dan rasa percaya diri yang tinggi membuat apa yang kita kerjakan terasa lebih mudah.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-9371230994778113542008-04-23T04:18:00.000-07:002008-07-05T05:54:24.791-07:00Daily Prosperity - Day Six<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Day Six ~ </span><br />Jangan anggap sepele perkara-perkara kecil.<br /></div><br />Jangan abaikan perkara-perkara kecil dalam kehidupan sehari-hari, ibarat kita melewatkan waktu makan kita setiap hari, maka kita tidak akan dapat bertahan hidup.<br /><br />Sifat duniawi seringkali menyesatkan, kadang hal yang kita anggap sepele justru merupakan hal penting yang menentukan suatu keberhasilan.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-20906115814947911992008-04-22T20:58:00.001-07:002008-04-22T20:58:22.170-07:00TUJUAN UTAMABy: Dr. Joyce Brothers<br />From: HOW TO GET WHATEVER YOU WANT OUT OF LIFE<br /><br /><br />Kalau anda telah berhasil menemukan lelaki atau perempuan yang merupakan cinta sejati anda, Yang ingin anda jadikan teman hidup anda Yang merupakan inspirasi anda menuju sukses Yang menjadikan hidup ini lebih berarti Yang merupakan pusat kehidupan anda Yang menarik, baik dibidang seks maupun dibidang intelektuil Yang dapat ikut tertawa dengan anda, menangis bersama anda.<br /><br />Yang mencintai anda<br />Yang ingin bekerja bersama-sama anda membentuk keamanan, cinta dan kekuatan yang memenuhi diri anda masing-masing Maka anda betul-betul beruntung dan terberkati.<br /><br />Cinta merupakan sarana yang kuat sekali, sarana phsycologis yang indah, memperkaya kita. Cinta merupakan bentuk kekuatan yang maximal. Cinta merupakan kebalikan dari manipulasi, kita tak memikirkan keinginan kita, tetapi apa yang diinginkan oleh yang lain, apa yang dibutuhkannya dan apa yang membahagiakannya.<span id="fullpost"><br /><br />Kekuatan Cinta ini tak dimiliki oleh kekuatan apapun juga dibidang lain, baik politik, keuangan ataupun kejayaan duniawi. Inilah kekuatan kemanusiaan yang tak ada bandingnya.<br /><br />Dimana manipulasi tak berarti lagi, Cinta bersemi. Dimana anda telah memikirkan kepentingan orang yang anda cintai dan tak memikirkan lagi reaksi orang terhadap diri anda. Dimana anda berani membuka, memperlihatkan keadaan diri anda setelanjang mungkin, tanpa tedeng aling.<br /><br />Inilah rahasia Cinta, tak takut memperlihatkan kejelekan kita dalam arti yang sebenarnya. Inilah syarat untuk dapat mempertahankan dan memperkembangkan Cinta. Memang membutuhkan keberanian, membuka diri sendiri, mempercayai orang lain. Dan banyak yang tak berani melakukannya.<br /><br />Sebagai seorang pshycolog, seorang ibu dan seorang istri, aku yakin bahwa:<br />Kita harus mempunyai keberanian untuk menyerahkan diri sepenuhnya, cinta itu tak dapat diperintah ataupun diminta, seperti juga orang tak dapat meminta dan memerintahkan kebahagiaan.<br /><br />Cinta itu tumbuh dari keberanian memberi, membuka diri pada yang lain, menyayangi dan tak takut ditelanjangi isi hatinya, hasilnya tak terukur oleh nilai manusia. Cinta kita semakin tumbuh, menit demi menit, makin lama semakin dalam dan berisi, sehingga akhirnya merupakan bagian dari diri kita sendiri, sumber keberanian dan hiburan, suatu emosi yang dapat mengatasi kebosanan hidup.<br /><br />Hanya cintalah yang dapat mewarnai hidup kita begitu indah, sehingga waktu akan mengalir tanpa terasa, mencapai puncak ekstase segala perjalanan hidup.<br /><br />Semakin dalam cinta itu, semakin kita menyadari bahwa penelanjangan diri kita bukanlah sesuatu yang dipermalukan, karena kita dilindungi, dikuatkan dan diisi oleh Cinta.<br />Inilah tujuan utama, dan ini dapat menjadi milik anda juga.<br /><br /><br />===============================================<br />Telah kuobservasi berpuluh orang yang bahagia, yang sukses, yang kaya dan bahagia, kuadakan research, sejauh mana motivasi dan manipulasi mereka, dalam segala taraf energy dan kemampuan mereka. Konklusinya:<br /><br />MEREKA SADAR AKAN CITA-CITA HIDUP MEREKA, MEREKA MENDAMBAKAN SESUATU DENGAN SEPENUH HATI DAN BETUL-BETUL BERUSAHA UNTUK MENDAPATKANNYA, AKAN MENDAPATKANNYA.<br /><br />===============================================<br /><br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">dikirim oleh : </span><a style="font-style: italic;" href="mailto:seting@cbn.net.id">Seting Setiawan</a><br /><br /><br /></span>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-25702031794524369382008-04-22T20:27:00.000-07:002008-07-05T05:52:21.223-07:0010 KESALAHAN MANAGER DAN BAGAIMANA MENGHINDARINYA<span style="font-style: italic;">by. Wolf J. Rinke, PhD, CSP.</span><br /><br />Ketimbang bertele-tele, kita langsung ke pokok persoalannya saja.<br />Berikut ini adalah 10 kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh manajer, serta bagaimana kita bisa menghindarinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10--Tidak mempercayai karyawan.</span><br />Jika anda terus-menerus tidak mempercayai karyawan, anda hanya benar sebanyak 3% saja. Namun jika anda selalu mempercayai karyawan anda, sampai terbukti bahwa anda keliru, maka anda menghabiskan waktu anda sebanyak 97% untuk melakukan hal yang benar. Maka mengapa kita tidak melakukan hal yang benar saja? Mempercayai karyawan akan memberikan hasil yang luar biasa positif bagi organisasi anda.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9--Menghabiskan terlalu banyak waktu di kantor.</span><br />Dalam sebuah seminar, saya bertanya pada para manager: berapa di antara anda yang tak mempunyai masalah? Tentu saja, tak ada yang mengangkat tangan.<br />Kemudian saya bertanya lagi: kepada siapa anda mencari jawaban? Jika anda menjawab: kepada customer dan karyawan, anda benar. Maka, mengapa anda lebih banyak menghabiskan waktu di kantor anda sendiri?<br />Anda takkan mendapatkan jawaban apa-apa jika anda berdiam di kantor anda. Untuk mendapatkan jawaban atas persoalan, anda harus menghabiskan waktu setidaknya 66% untuk mempraktekkan management by walking around.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8--Memuaskan customer.</span><br />Jika anda berusaha memuaskan customer, anda akan segera terlempar dari bisnis anda. Mengapa? Karena hanya dengan melampaui harapan customerlah, customer akan mengingat anda dan perusahaan. Jika tidak, mereka akan melupakan anda dan tidak akan mempertimbangkan anda lagi. Mereka akan memilih produsen lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7--Mencari-cari kesalahan karyawan.</span><br />Mungkin anda akan protes, bukankah ini adalah tugas manager? Memang benar, tapi jika anda berasal dari generasi tua manajemen, dan jika anda ingin merusak efektivitas anda sendiri. Alasannya: anda sebagai manajer semestinya tahu bahwa harapan-harapan anda baru akan tercapai dalam jangka waktu panjang. Jika anda ingin menyuntikkan energi tinggi dalam organisasi, semestinya anda memusatkan energi anda untuk memergoki karyawan melakukan hal yang benar. Maka, anda melakukan manajemen dengan penghargaan, bukan dengan perkecualian.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6--Menghabiskan banyak waktu dengan si biang kerok.</span><br />Coba perhatikan agenda anda selama beberapa hari ini. Jika anda menghabiskan waktu dengan si biang kerok perusahaan lebih dari 5% waktu anda, maka anda menyia-nyiakan waktu anda sana. Anda mendapatkan apa yang anda perhatikan.<br />Jika anda hanya memperhatikan si biang kerok, anda akan mendapatkan biang kerok. Jika anda menghendaki kinerja perusahaan yang tinggi dan positif, anda harus menghabiskan sebagian besar waktu anda dengan orang-orang yang mampu mewujudkan hal tersebut.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5--Tidak banyak melakukan pelatihan dan pengembangan SDM.</span><br />Riset mengatakan bahwa perusahaan yang berkinerja tinggi justru mengalokasikan investasi mereka sebanyak3,5-5% untuk pengembangan sumber daya manusianya, melalui pendidikan dan pelatihan. Sebenarnya tidak ada hal yang ajaib dalam hal ini. Jika anda ingin perusahaan anda berjalan lebih baik, anda harus memiliki karyawan yang lebih baik pula.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4--Menumpuk-numpuk kekuasaan.</span><br />Jika anda ingin meningkatkan kekuasaan anda, anda justru harus menguasai seni membagi-bagikannya. Jika anda tidak berkenan membagikan kekuasaan, anda tidak memberi kesempatan orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Artikel di Wall Street Journal tahun 1997, menunjukkan bahwa 30% karyawan merasa bahwa minat mereka diabaikan oleh manajer yang berkuasa mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka. Angka ini melonjak dibanding tahun 1996, sebesar 25%.<br />Ingat-ingatlah selalu untuk menekan pengambilan keputusan hingga ke level yang paling bawah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3--Downsizing.</span><br />Kebanyakan manajer menyukai downsizing, alias penciutan organisasi.<br />Mengapa, karena tampaknya inilah cara paling cepat untuk menaikkan laba perusahaan.<br />Dengan demikian, manajer akan mendapatkan bonus lebih bsar. Aha!<br />Melakukan penciutan untuk mendapatkan bonus? Riset menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, perusahaan yang melakukan downsizing justru lebih tidak profitable.<br />Study selama tujuh tahun yang dilakukan oleh Universitas Colorado membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan downsizing bisa melipatgandakan pendapatan selama 3 tahun. Tetapi, perusahaan sejenis yang tidak melakukan downsizing justru meng-empat lipat gandakan pendapatan mereka dalam periode yang sama. Intinya:<br />perusahaan anda meraih competitive advantage melalui orang, bukan dengan mengusir mereka dari organisasi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2--Membuat kerja tampak berat.</span><br />Apakah anda suka bersenang-senang? Tentu saja! Jadi, mengapa banyak manajer yang menjadikan pekerjaan sedemikian berat dan menyakitkan untuk dikerjakan.<br />Lihat saja survey yang mengatakan bahwa 25% karyawan Amerika Serikat membenci pekerjaan mereka, 56% dengan terpaksa menerima pekerjaan mereka, dan hanya 19% yang mencintainya. Anda akan mencapai kinerja yang luar biasa melalui orang-orang yang biasa saja hanya dengan menjadikan pekerjaan tampak menyenangkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1--Memberi reward yang sama kepada setiap orang.</span><br />Kebodohan nomer satu yang dilakukan manajer adalah memberikan reward yang sama kepada setiap orang. Hal ini melanggar prinsip terutama dari manajemen:<br />reward harus sesuai dengan kinerja. Jika anda melakukan prinsip ini, anda punya peluang untuk membentuk perusahaan sebagaimana yang anda inginkan.<br />Maka, lihat lagi bagaimana rewarding system anda, lalu pastikan bahwa anggota team yang paling positif, energetik dan berkinerja tinggilah yang mendapatkan reward dan penghargaan yang paling baik dan paling tulus, dibanding sang biang kerok perusahaan anda.<br /><br />Itulah 10 kesalahan dan kebodohan yang harus anda hindari jika anda ingin membangun organisasi yang lebih produktif dan positif.<br /><br />(Disadur dari: Wolf J. Rinke, PhD, CSP, Top 10 Stupidest Mistakes Managers Make and How to Avoid Them)<br /><br /><span style="font-style: italic;">dikirim oleh : </span><a style="font-style: italic;" href="mailto:haryooooo@yahoo.com">haryooooo</a>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-28693361023830922112008-04-22T20:10:00.000-07:002008-07-05T05:54:24.791-07:00Daily Prosperity - Day Five<div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Day Five ~</span><br /></span><span style="font-style: italic;"> Keinginan untuk belajar segala hal merupakan langkah pertama menuju keberhasilan.<br /></span><span style="font-style: italic;"></span><br /></div><br />Jangan berharap menjadi bijaksana jika tidak memiliki tujuan hidup dan mudah menyerah.<br />Kemauan untuk belajar dari setiap pengalaman & orang-orang yang dijumpai akan membuat seseorang makin bijaksana.<br /><br />Antusiasme belajar dan makin bijaksana itulah yang akan mendatangkan kemakmuran.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-17315104466529485912008-04-22T04:01:00.000-07:002008-04-22T04:02:38.819-07:00Kejujuran Belum MatiBelum lama saya mengenalnya, baru beberapa hari yang lalu saat saya mengantar seorang teman untuk mengganti kacamatanya. Pak Burhan, usianya sudah kepala empat, ia mengaku sudah dua puluh lima tahun menjalani profesi sebagai penjual kaca mata, "Optik berjalan," istilahnya. Tetapi pertemuan yang hanya satu hari dan tidak disengaja itu seolah membuat saya merasa baru saja bertemu teman lama yang teramat saya rindui.<br />Secara fisik, saya memang baru bertemu kali itu. Dan memang bukan sosoknya yang saya rindui, melainkan apa yang baru saja diutarakannya tentang sekelumit pengalamannya mencari nafkah sebagai penjual kaca mata.<br /><br />Bermula dari teman saya yang memaksa saya untuk ikut bersamanya memesan kacamata. Saya harus ikut, katanya. Sementara ia tak menjelaskan maksud `paksaannya' itu, kecuali satu kalimat, "kamu akan mendapat satu pelajaran lagi". Tak perlu berpikir lama, saya pun mengiyakan ajakannya.<br />Jika berkenaan dengan soal pembelajaran, tak ada kata penolakan untuk urusan satu ini.<br /><br />Enam ratus ribu, biaya yang harus dikeluarkan teman saya untuk satu kacamata barunya. Baginya, angka sebesar itu tidak masalah, karena ia akan mendapat penggantian dari kantornya. "Pak Burhan, kita kan sudah langganan. Tolong dibuatkan kwitansinya satu juta ya pak, nanti saya kasih seratus ribu buat bapak," tak menyangka, kalimat itu yang keluar dari mulut teman saya saat ia menyodorkan enam ratus ribu untuk pembayaran kacamatanya.<br /><br />Dahinya berkerut, matanya mengerenyit memandang tajam ke arah teman saya. Ia seperti tengah bertanya-tanya, benarkah permintaan barusan keluar dari langganannya yang satu ini? "Apa saya tidak salah dengar pak? Bukankah bapak sudah tahu sikap saya untuk hal ini?" orang di sebelah saya yang baru saja memesan kacamata hanya menyeringai, kemudian terkekeh kecil. Kemudian ia bangkit dan memeluk Pak Burhan, "Ternyata, Pak Burhan sekarang tidak berubah dengan Pak Burhan dua tahun lalu, saat pertama kali saya memesan kacamata lewat bapak," ujar teman saya yang ternyata hanya menguji Pak Burhan.<br /><br />Dua puluh lima tahun ia menjalani profesinya sebagai optik berjalan, tidak bisa dibilang cukup penghasilan yang bisa diperolehnya. Untuk pesanan satu kacamata, tak jarang ia hanya mendapat keuntungan dua puluh lima ribu rupiah, walau pun sesekali ia merasakan keuntungan empat kali lebih besar dari itu. "Yah, nggak sebulan sekali pak," ujarnya singkat.<br />Dalam seminggu paling banyak dua pesanan kacamata yang diterimanya, bahkan kadang tak satupun ia mendapat pesanan dalam satu pekan.<br /><br />Namun, keadaan yang semakin menghimpitnya itu ternyata tak pernah ia jadikan alasan untuk menerima tawaran untuk membuat kwitansi diluar kewajaran. "Banyak pak yang minta saya bikin kwitansi semacam itu, selalu saya tolak. Duitnya nggak seberapa, tapi dosanya itu." menjawab pertanyaan saya, berapa banyak langganannya yang meminta jumlah pembayarannya dilebihkan dalam kwitansi.<br /><br />"Bapak tidak takut langganannya akan beralih ke yang lain?" tanya saya disambutnya dengan seringai tawanya yang sedikit tertahan. "Yang saya tahu pak, tangan kanan itu tempatnya tetap di kanan, nggak pernah pindah ke kiri." Ia memperjelas kalimatnya, bahwa kebenaran nggak akan pernah ditinggalkan, dan menurutnya, justru semakin banyak pemesan kacamata yang datang kepadanya. Padahal ia tidak pernah mengenal sebelumnya. "Itu di luar langganan, kalau yang sudah langganan sih pasti datang kesini, seperti teman bapak ini," tawanya mulai lepas.<br /><br />Pak Burhan, dibalik perawakannya yang kecil, kurus dan berkulit hitam itu tersimpan hati yang jernih, yang didalamnya terukir indah kejujuran yang senantiasa terawat indah. Dan teman saya benar, saya baru saja mendapati sebuah kenyataan, bahwa kejujuran ternyata belum benar-benar mati.<br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">dikirim oleh : </span><a style="font-style: italic;" href="mailto:Gundolo@altrak1978.co.id">Gundolo Sosro</a>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-16255856772910868962008-04-22T03:59:00.000-07:002008-04-22T04:00:20.902-07:00Dua serigalaAda dua ekor serigala di hutan belantara, serigala B menantang serigala A untuk menangkap seekor kelinci yang sedang makan wortel, tidak jauh dari tempat mereka berdiri,<br /><br />"Ayo Serigala A, kamu bisa ngga tangkap kelinci itu?" tanya serigala B.<br />"Ah, itu gampang, lihat saja nih!" Jawab serigala A, dan dengan sigap serigala A itupun melompat ke arah kelinci tersebut, dan berlari mengejarnya.<br /><br />Sedangkan kelinci yang melihat serigala itu, langsung lari terbirit-birit ketakutan, tanpa pikir panjang wortel yang masih dikunyahnya di lemparkan ke arah serigala tersebut, "DUAAAKK!!" begitu suaranya.<br />Karena serigala adalah binatang yang kuat, maka wortel kecil yang mengenai kepalanya tidak terasa sama sekali, serigala tersebut tetap mengejar kelinci itu, 1 menit.. 2 menit.. 3 menit... sampai 5 menit..<br /><br />Serigala itu belum dapat menangkap kelinci itu, karena kelinci itu larinya lebih kencang. serigala itupun kelelahan, dan menghentikan pengejarannya.<br /><br />Dengan perasaan yang sangat malu, dia menunduk berjalan dan kembali ke temannya serigala B.<br /><br />Setelah sampai di tempat serigala B, maka serigala B itupun bertanya, "Bagaimana? Apakah kamu bisa menangkapnya ?" tanya serigala B, lalu serigala A hanya menggeleng-gelengkan kepalanya yang masih tertunduk.<br /><br />Serigala B lalu melanjutkan perkataanya : "Kamu tahu, kenapa kamu tidak bisa menangkap kelinci itu? Kamu kalah, karena kamu tidak serius. Kamu berlari mengejar kelinci hanya untuk pamer saja, sedangkan kelinci itu berlari untuk nyawanya."<br /><br />Untuk orang yang sudah bekerja, mungkin Anda merasa, Anda sangat lelah, Anda capai dengan pekerjaan, bosan, tidak ada kemajuan sama sekali dalam pekerjaan Anda. Itu dikarenakan karena Anda tidak serius dengan pekerjaan Anda.<br />Cobalah pikirkan kembali, apakah tujuan sebenarnya Anda bekerja?<br />Sebab, terkadang ada orang yang bekerja, karena tuntutan orang tua agar mencari uang sendiri, atau kadang juga ada orang yang bekerja, karena mereka merasa 'harus' bekerja untuk membantu orang tua mereka menghidupi keluarganya, atau ada juga orang yang bekerja karena untuk dapat pamer pada teman-temannya, pada sanak saudara, bahwa dia sudah bekerja.<br /><br />Jadi, apakah tujuan Anda bekerja? Demi rasa bangga pada serigala B.<br />Atau demi rasa lapar?<br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">dikirim oleh : </span><a style="font-style: italic;" href="mailto:Gundolo@altrak1978.co.id">Gundolo Sosro</a>ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-525816935128185906.post-29199762199180148992008-04-20T18:56:00.000-07:002008-07-05T05:54:24.792-07:00Daily Prosperity - Day Four<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">Day Four ~ </span><br /><span style="font-style: italic;">Manajemen yang baik selalu berasal dari para karyawan yang baik.</span><br /></div><br /><br />Ada banyak hal yang harus dikerjakan oleh seorang manajer dan satu hal yang penting adalah mengatur orang. <br /><br />Karyawan adalah asset perusahaan yang paling berharga, untuk itu kita harus memelihara & merawatnya sebagai point terpenting.ShureXhttp://www.blogger.com/profile/06417974645796165904noreply@blogger.com0