Jika anda memasukkan sekumpulan belalang kecil kedalam toples yang ditutup plastik, belalang-belalang itu akan melompat-lompat keatas dan menabrak tutupnya berulang-ulang.
Setelah didiamkan beberapa lama, belalang-belalang itu akan terus melompat, tapi tidak setinggi sebelumnya. belalang itu mulai melompat agar tidak menabrak tutup plastik toples tersebut.
Jika hal itu telah terjadi sekalipun kita membuka tutup plastik toples, tidak akan ada belalang yang melompat keluar.
Belalang itu tidak melompat keluar bukan karena tidak sanggup, tapi karena mereka terkondisikan untuk melompat hanya setinggi itu.
Manusia mengalami hal yang sama. Kita memulai kehidupan ini dengan menulis buku, mendaki gunung, memecahkan rekor atau menyumbangkan sesuatu. Pada awalnya, mimpi dan ambisi itu tak ada batasnya. Tetapi sepanjang kehidupan yang kita lewati, kepala kita menabrak "tutup toples" dan kaki kita tersandung beberapa kali. Kondisi ini diperkuat dengan komentar-komentar negatif yang kita serap pada lingkungan. Yang membuat kita mengondisikan diri sendiri untuk "tidak melompat terlalu tinggi". Bukan karena kita tidak mampu, tapi karena kita telah dikondisikan seperti itu.
Mari kita bersama-sama merefleksikan hidup dan diri kita, apakah selama ini kita sudah memberikan lompatan yang paling tinggi yang bisa kita lakukan ?
Karena pribadi-pribadi sukses adalah orang-orang yang terus melompat sekuat tenaga mereka, kendatipun terantuk batas. Sehingga jika saatnya "tutup toples" itu dibuka, mereka yang akan melompat keluar dari toples dan menikmati kebebasan.
Kutipan dari Albert Einstein mensarikan tulisan ini dengan baik "Saya bisa mendapatkan teori itu bukan karena saya sangat jenius, tapi karena saya bergumul dengan permasalahan itu lebih lama daripada orang lain"
Friday, March 20, 2009
Tutup Toples
Posted by
ShureX
at
8:02 PM
0
Komentar
Kategori: Motivasi
Tuesday, March 3, 2009
ALFABET KEBERHASILAN PRIBADI
A : Accept. Terimalah diri anda sebagaimana adanya.
B : Believe. Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
C : Care. Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup.
D : Direct. Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E : Earn. Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F : Face. Hadapi masalah dengan benar dan yakin.
G : Go. Berangkatlah dari kebenaran.
H : Homework. Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I : Ignore. Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan.
J : Jealously. Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri.
K : Keep. Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.
L : Learn. Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M : Mind. Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N : Never. Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol.
O : Observe. Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P : Patience. Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.
Q : Question. Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.
R : Respect. Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S : Self confidence, self esteem, self respect. Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang.
T : Take. Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda.
U : Understand. Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat mengalahkan anda.
V : Value. Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W : Work. Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo’a.
X : X’tra. Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y : You. Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z : Zero. Usaha nol membawa hasil nol pula.
Sumber Buletein FS by : OpIn
Posted by
ShureX
at
7:35 PM
0
Komentar
Wednesday, December 10, 2008
CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG BERPRINSIP
Dalam situasi bisnis sekarang ini tampaknya mudah sekali orang membenarkan cara-cara kasar demi tujuan baik. Bagi mereka, “bisnis adalah bisnis”, sedangkan “etika dan prinsip terkadang harus mengalah pada keuntungan”.Selain itu, banyak juga kita lihat para pelaku dan pemimpin bisnis yang tampak berhasil menumpuk kekayaan, namun di belakang kehidupan mereka tampak kacau dan mengenaskan. Padahal bila kita tinjau, hampir setiap minggu muncul teori manajemen baru, namun tampaknya sedikit sekali yang meninggalkan hasil yang diharapkan. Mengapa demikian?
Menurut Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, “Seven Habits of Highly Effective People”, dalam bukunya yang lain “Principle Centered Leadership”, hal ini disebabkan mereka tidak lagi berpegang pada prinsip dasar yang berlaku di alam ini. Padahal hukum alam, berdasarkan pada prinsip, berlaku tanpa peduli apakah kita menyadarinya atau tidak. Oleh karena itu semestinya kita meletakkan prinsip-prinsip ini di pusat kehidupan, hubungan, kontrak-kontrak manajemen dan seluruh organisasi bisnis anda.
Covey percaya bahwa kesuksesan kita, baik pribadi maupun organisasi, tidak dapat diraih begitu saja. Kesuksesan harus datang dari “dalam diri” dengan berdasarkan pada apa yang kita pahami dan yakini untuk menjadi prinsip yang tak tergoyahkan.
Dengan demikian kepemimpinan yang berprinsip memusatkan kehidupan dan kepemimpinan kita pada prinsip-prinsip utama yang benar. Artikel ini tidak membahas apa itu prinsip menurut Covey, namun meringkas ciri-ciri pemimpin yang berprinsip. Ciri-ciri dari pemimpin yang mendasarkan tindakannya pada prinsip. Dengan demikian setidaknya kita bisa mengenal bagaimana kepemimpinan yang berpusat pada prinsip itu.
Ada delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip.
1–Mereka terus belajar.
Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru.
2–Mereka berorientasi pada pelayanan.
Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karier. Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban orang lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.
3–Mereka memancarkan energi positif.
Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi positif.
4–Mereka mempercayai orang lain.
Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.
5–Mereka hidup seimbang.
Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak sama sekali. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakannya. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik, tidak menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang sejalan berdampingan dengan kegagalan.
6–Mereka melihat hidup sebagai sebuah petualangan.
Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak, inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.
7–Mereka sinergistik.
Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif. Dalam bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak hanya memberi dan menerima sedikit.
8–Mereka berlatih untuk memperbarui diri.
Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.
sumber : http://sibagoes.wordpress.com/
Posted by
ShureX
at
10:46 PM
0
Komentar