Wednesday, December 10, 2008

CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG BERPRINSIP

Dalam situasi bisnis sekarang ini tampaknya mudah sekali orang membenarkan cara-cara kasar demi tujuan baik. Bagi mereka, “bisnis adalah bisnis”, sedangkan “etika dan prinsip terkadang harus mengalah pada keuntungan”.Selain itu, banyak juga kita lihat para pelaku dan pemimpin bisnis yang tampak berhasil menumpuk kekayaan, namun di belakang kehidupan mereka tampak kacau dan mengenaskan. Padahal bila kita tinjau, hampir setiap minggu muncul teori manajemen baru, namun tampaknya sedikit sekali yang meninggalkan hasil yang diharapkan. Mengapa demikian?

Menurut Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, “Seven Habits of Highly Effective People”, dalam bukunya yang lain “Principle Centered Leadership”, hal ini disebabkan mereka tidak lagi berpegang pada prinsip dasar yang berlaku di alam ini. Padahal hukum alam, berdasarkan pada prinsip, berlaku tanpa peduli apakah kita menyadarinya atau tidak. Oleh karena itu semestinya kita meletakkan prinsip-prinsip ini di pusat kehidupan, hubungan, kontrak-kontrak manajemen dan seluruh organisasi bisnis anda.

Covey percaya bahwa kesuksesan kita, baik pribadi maupun organisasi, tidak dapat diraih begitu saja. Kesuksesan harus datang dari “dalam diri” dengan berdasarkan pada apa yang kita pahami dan yakini untuk menjadi prinsip yang tak tergoyahkan.


Dengan demikian kepemimpinan yang berprinsip memusatkan kehidupan dan kepemimpinan kita pada prinsip-prinsip utama yang benar. Artikel ini tidak membahas apa itu prinsip menurut Covey, namun meringkas ciri-ciri pemimpin yang berprinsip. Ciri-ciri dari pemimpin yang mendasarkan tindakannya pada prinsip. Dengan demikian setidaknya kita bisa mengenal bagaimana kepemimpinan yang berpusat pada prinsip itu.

Ada delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip.

1–Mereka terus belajar.

Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru.

2–Mereka berorientasi pada pelayanan.

Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karier. Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban orang lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.

3–Mereka memancarkan energi positif.

Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi positif.

4–Mereka mempercayai orang lain.

Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.

5–Mereka hidup seimbang.

Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak sama sekali. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakannya. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik, tidak menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang sejalan berdampingan dengan kegagalan.

6–Mereka melihat hidup sebagai sebuah petualangan.

Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak, inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.

7–Mereka sinergistik.

Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif. Dalam bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak hanya memberi dan menerima sedikit.

8–Mereka berlatih untuk memperbarui diri.

Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.

sumber : http://sibagoes.wordpress.com/

Bagaimana Berkomunikasi Dengan Efektif

Bagaimana berkomunikasi dengan efektif sehingga pesan yang anda sampaikan bisa diterima dengan baik oleh si penerima pesan ? Berikut ini saya akan memberikan beberapa hal mengenai Bagaimana berkomunikasi dengan efektif, yaitu :

1. Sebelum anda menyampaikan pesan, Berpikirlah!
Mengapa harus berpikir? Karena kecepatan manusia berbicara lebih cepat lima kali dari kecepatannya berpikir. Sehingga sering perkataan manusia membuat orang tersinggung, kecewa, depresi dan berbagai bentuk perasaan lainnya. Oleh karena itu kita harus berpikir terlebih dahulu, sebelum berbicara.

2. Tahu apa yang dikatakan
Anda harus mengetahui apa yang akan dikatakan dan mengapa mengatakannya, sebelum benar-benar mengatakannya.

3. Situasi dan hadirin
Sesuaikanlah apa yang kita akan katakan dengan situasi yang kita hadapi.Oleh karena itu sebelum kita berkomunikasi, sebaiknya kita mengetahui siapa yang akan di hadapi, bagaimana situasinya. Berkomunikasi dalam suatu seminar, stasiun radio, ruang terbuka, restoran, ruang tamu atau ruang kerja tidak sama. Setiap suasana akan memberikan kesan berbeda. Kita harus mempersiapkannya dengan baik.

Kadang-kadang kita diminta memberi kata sambutan secara mendadak. Ini pun perlu strategi tersendiri. Hukum utama dalam komunikasi adalah ”Noworthwhile communication can take place until you gain the complete attention of your audience”.

4. Perhatikan Nada suara dan pilihan kata
Ingatlah bahwa cara kita mengatakan sesuatu melalui nada suara dan pemilihan kata, benar-benar mempunyai makna yang sama seperti hal yang ingin kita sampaikan. Jangan ada maksud tersembunyi di baliknya. Nada yang lembut untuk keakraban atau nada yang keras untuk memberi perintah dan ketegasan perlu dipikirkan sebelumnya. Pilihan kata yang runtut dan komunikatif sangat penting, agar dapat diterima dengan baik oleh si penerima.

5. Bukan kata-kata saja, tetapi gerak tubuh dan tangan juga
Kita perlu menyadari bahwa komunikasi bukan menyangkut suara yang keluar dari mulut saja, namun tubuh kita dengan berbagai ekspresi dan gerak tangan juga melakukan komunikasi. Kebanyakan gerakan yang tidak diperlukan akan mengganggu proses komunikasi. Menatap mata dengan lawan bicara adalah syarat mutlak dalam berkomunikasi.

6. Kebutuhan pendengar
Kalau kita berkomunkasi kita perlu menyadari akan kebutuhan pendengar,sehingga pesan kita lebih mudah diingat oleh mereka.

7. Dapatkanlah Umpan balik
Kita perlu mendapatkan umpan balik dari pendengar untuk meyakini diri kita bahwa pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima. Umpan balik ini penting untuk melakukan penegasan dalam komunikasi. Kita perlu memancing pendengar atau lawan bicara kita untuk memberikan umpan balik. Umpan balik yang negatif sekalipun, akan berguna untuk kita memperbaiki diri kita.

8. Berpengaruh Jangka panjang
Dalam berkomunikasi haruslah mempunyai pengaruh jangka panjang. Mungkin kita telah berhasil memberi suatu penyelesaian yang cemerlang, tetapikita perlu mengimplementasikannya.

9. Kata dan perbuatan harus sejalan
Janganlah mengatakan sesuatu apabila kita tidak memaksudkannya. Kita harus mendukung kata-kata kita dengan tindakan kita, kalau tidak pesan komunikasi tidak akan sampai.

10. Menjadi pendengar yang baik
Belajarlah menjadi seorang pendengar yang baik.

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template